Yayuk, yang terlahir dengan nama
Nani Rahayu Basuki ini, boleh jadi dikatakan sebagai satu-satunya atlit
tennis asal Indonesia yang berhasil menembus karir tennis profesional
dunia. Yayuk berkenalan dengan raket tenis pada usia tujuh tahun.
Berawal dari iseng melihat sang kakak bermain tennis, Yayuk pun ikut
mengayun raket. Siapa nyana, ayunan pertama Yayuk tersebut akhirnya
berhasil membawa dirinya melanglang buana ke mancanegara membela nama
bangsa besar tempatnya berpijak, Indonesia.
Ditengah dominasi nama besar atlit-atlit bulutangkis, Yayuk seolah sebuah roket yang melejitkan nama Indonesia, yang sudah lebih dulu terkenal di kancah bulutangkis, di dunia tennis. Kemunculan pertamanya membuat Yayuk dianugerahi sebagai Indonesian Athlete of The Year pada tahun 1991. Berkat keberhasilannya membuat Indonesia bersinar di cabang olahraga tennis, pada tahun yang sama, Yayuk pun memperoleh penghargaan dari presiden Soeharto.
Bermula pada tahun 1989, Yayuk menjuarai turnamen seri ITF (international tennis federation) yakni Garuda Indonesia Super Tennis, dan turnamen tennis seri ITF di Thailand. Karir Yayuk pun mulai bersinar.
Pada tahun 1990, tepatnya di
bulan oktober, Yayuk resmi terjun di dunia tennis pro internasional.
Seiring dengan itu, peringkat Yayuk pun mulai menanjak. Di
tahun 1991, Yayuk memenangi kejuaraan tenis profesional yang
diselenggarakan di Pattaya Thailand. Saat-saat fenomenal tersebut
menjadi titik tolak Yayuk memasuki kancah tennis dunia. Di Pattaya,
Yayuk berhasil mengalahkan petenis yang berperingkat jauh di atasnya,
Naoko Sawamatsu asal Jepang yang berperingkat 27 dunia. Yayuk sendiri
saat itu masih berperingkat 178 dunia. Prestasi ini tentu membuat Yayuk
melejit memasuki 100 besar top tenis dunia versi Asosiasi tenis wanita,
WTA.
Tahun 1991 agaknya memang tahun
keberuntungan bagi Yayuk. Keberhasilannya memenangi turnamen Pattaya,
akhirnya membawa Yayuk menembus turnamen-turnamen bergengsi. Termasuk
turnamen grand slam. Grand slam adalah tingkatan tertinggi pada turnamen
tennis. Meskipun hanya mencapai babak ke tiga turnamen grand slam
tertua Wimbledon 1991, setelah kalah dari petenis nomor 1 dunia saat
itu, Steffi Graf, Justru karir Yayuk semakin bersinar.
Yayuk menjadi satu-satunya petenis Indonesia yang berkecimpung di
turnamen-turnamen pro yang diselenggarakan WTA.
Selanjutnya, Yayuk berhasil
mengharumkan nama Indonesia di mata internasional. Prestasi terbaik
Yayuk Basuki di tingkatan turnamen Grand Slam adalah dengan berhasilnya
menembus babak 8 besar (perempat final) turnamen bergengsi Wimbledon. Di
turnamen yang diikuti 128 petenis utama, dan puluhan petenis
qualifikasi, Yayuk berhasil menembus dominasi Steffi Graf dan Monica
Seles yang merupakan petenis terkuat saat itu. Yayuk terhenti di babak
perempat final Wimbledon tahun 1997 setelah kalah dari petenis peringkat
tiga dunia asal republik Ceko, Jana Novotna.
Prestasi tersebut menjadikan
Yayuk sebagai satu-satunya petenis Indonesia yang pernah berhasil
menembus ketatnya persaingan grand slam Wimbledon hingga babak perempat
final. Sebuah prestasi yang patut diapresiasi dan sangat membanggakan.
Berkat keberhasilannya itu Yayuk berhasil mencapai peringkat terbaiknya
menembus 20 besar top tenis dunia. Yayuk sempat nangkring di posisi 19.
Sebuah peringkat yang terbilang cukup bergengsi karena tidak mudah untuk
meraih BIG TWENTY tersebut.
Di turnamen pro lainnya di
luar grand slam, Yayuk berhasil menancapkan karirnya sebagai finalis di
beberapa turnamen. Sebut saja di turnamen Birmingham yang merupakan pra
event (pemanasan grand slam) Wimbledon. Meski kalah di babak final oleh
petenis Prancis, Nathalie Tauziat, namun itu berhasil membuat Yayuk
diperhitungkan sebagai petenis yang ditakuti di lapangan rumput.
Yayuk pun makin membuat nama
Indonesia terkenal ketika menjuarai berbagai turnamen di nomor ganda.
Turnamen di Sapporo Jepang pada tahun 1993 adalah turnamen pertama yang
dijuarainya di nomor ganda. Saat itu Yayuk berpasangan dengan petenis
Jepang Nana Miyagi. Selanjutnya, masih berpasangan dengan Miyagi, Yayuk
mengibarkan bendera merah putih di Taipei setelah menggenggam juara di
turnamen tersebut.
Pada tahun 1994, Yayuk
menikah dengan Harry Suharyadi yang juga merupakan atlit tenis putera
nasional. Setelah menikah, Yayuk pun dilatih oleh sang suami. Prestasi
Yayuk semakin berkilap setelah menikah. Terbukti, tahun 1997, Yayuk
berhasil menjadi perempat finalis Wimbledon tersebut.
Tak ada prestasi tanpa
latihan. Dan tidak ada latihan tanpa kerja keras. Yayuk yang saat ini
kembali terjun di dunia tennis khusus untuk nomor ganda, setidaknya
memberikan spirit dan motivasi untuk kaum muda yang ingin memulai karir
di dunia tenis. Total dan tidak setengah-setengah adalah sebuah pilihan
yang harus dipilih oleh mereka yang memang ingin bergelut di dunia tenis
pro.
Selama hampir sepuluh tahun
malang melintang di dunia tenis profesional untuk nomor tunggal puteri,
Yayuk sukses mengibarkan sang merah putih, dan mengharumkan nama
Indonesia di kancah internasional. Yayuk berhasil mencuri perhatian
dunia tenis internasional untuk mengarahkan mata mereka ke negeri
kepulauan khatulistiwa bernama Indonesia. Di tengah nama-nama besar
atlit bulutangkis negeri ini pada ѐra 90-an, Yayuk berhasil mencuri satu
tempat di hati para pecinta olah raga negeri ini.
Berikut adalah prestasi Yayuk Basuki di dunia tennis internasional:
Tahun 1991: Juara Pattaya terbuka (petenis Indonesia pertama yang memenangkan turnamen pro internasional)
Tahun 1995: menjadi petenis non unggulan yang berhasil mencapai babak semifinal turnamen Los Angeles setelah mengalahkan petenis-petenis unggulan seperti Mary Joe Fernandez (unggulan 7/USA), Nathalie Tauziat (9/FRA), Lindsay Davenport (4/USA).
Tahun 1996: menjadi semifinalis
turnamen Canada terbuka kalah dari Monica Seles, mencapai babak ketiga
turnamen pemanasan Wimbledon di Eastbourne.
Tahun 1997: Mencapai babak 8
besar turnamen tennis bergengsi seri Grand Slam Wimbledon. Menjadi
finalis di turnamen pemanasan pra Wimbledon di Birmingham. Semifinalis
turnamen Princess Cup di Tokyo.
Tahun 1998: mencapai babak ke-4 turnamen Grand Slam Australia terbuka. Semifinalis turnamen Birmingham.
Disebut-sebut sebagai petenis
lapangan rumput yang disegani karena selalu berhasil setidaknya mencapai
babak ke-3 turnamen tenis Grand Slam lapangan rumput Wimbledon sejak
tahun 1992-1998.
Tahun 1999 Yayuk sempat mundur
karena mengandung dan melahirkan anak pertamanya, Yary Nara Suharyadi.
Di tahun ini Yayuk hanya bertanding di Australian Open Grand Slam dan
mencapai babak perempat final untuk nomer ganda puteri.
Tahun 2000, come back dan menjuarai dua turnamen seri ITF untuk nomer ganda.
Tahun 2001-2008 Yayuk vakum, dan
akhirnya kembali terjun di nomor ganda puteri di tahun 2009 hingga saat
ini, di usia yang ke-40 tahun, Yayuk masih bertanding untuk
turnamen-turnamen seri ITF.
Trophi dan Runner Up yang pernah diperoleh Yayuk Basuki untuk nomer tunggal dan ganda puteri:
Tunggal puteri
Juara Asian Games tahun 1998 (Medali Emas)
Juara (6 WTA Tour): 1994 di
Beijing dan Jakarta. Tahun 1993 di Pattaya (Thailand), dan Jakarta.
Tahun 1992 Juara di Kuala Lumpur. Tahun 1991 Juara di Pattaya, Juara
seri ITF di Jakarta. Tahun 1990 Juara seri ITF di Jakarta di bulan
Januari dan Agustus. Tahun 1989 Juara seri ITF di Bangkok dan Jakarta.
Ganda Puteri
Medali Emas Asian Games tahun 1986, 1990, 1994.
Juara (9 gelar): Tahun 2000
Juara Dubai Open bersama Caroline Vis (Belanda), Juara Pattaya City
bersama Caroline Vis (Belanda). Tahun 1997 Juara Los Angeles berpasangan
dengan Caroline Vis (Belanda), Juara Kanada Terbuka bersama Caroline
Vis. Tahun 1996 juara di turnamen Hobart Australia bersama Kyoko
Nagatsuka (JPN), Juara di Strasbourg Prancis bersama Nicole Bradtke
(AUS). Tahun 1994 Juara di Surabaya, Wismilak Open, Bersama Romana
Tejakusuma (INA). Tahun 1993 Juara Sapporo Open-Jepang, bersama Nana
Miyagi-Smith (JPN). Juara Taipei Open bersama Miyagi
Finalis: Tahun 1998 finalis
Strasbourg (bersama C.Vis), Runner up Canada Open (Bersama C.Vis), tahun
1997 Runner up Leipzig open bersama Helena Sukova. Runner up Moscow
Open bersama C.Vis. 1994 Runner Up Japan Open bersama Nana Miyagi.
Runner up Pattaya City bersama Miyagi. 1992 runner up Tokyo Nichirei
bersama Miyagi. Tahun 1991 runner up Nashville bersama Caroline Vis.
Ganda Campuran
Perempat final Wimbledon tahun 1997 bersama Nijssen. Perempat final Rolland Garos (Grand Slam Prancis Terbuka) bersama Thorne
Tambahan:
Memperkuat squad tim piala
Federasi Indonesia tahun 1986-1996, 2000-2001. Mewakili Indonesia di
Olimpiade tahun 1986, 1992, 1996, 2000.

0 komentar:
Posting Komentar